SIAPAPUN setuju bahwa Neil Amstrong lah yang petama kali menginjakkan kaki pertama kali di bulan. Pada tahun 1969.
Ketika Neil Amstrong mendarat di Bulan bersama Apallo 11 38 tahun silam, ia sangat terkejut mendapati orang Minang sudah lebih duluan sampai di sana untuk membuka rumah makan Padang.
Pernyataan Neil Amstrong mengenai orang minang yang mendahului nya untuk melangkahkan kaki di Bulan adalah sebuahAnekdot. Karena budaya merantau yang sangat lekat ini. kemana pun kita pergi kita akan dengan meudahnya menemukan komunitas minang (orang-orang minang). Bahkan apabila memungkinkan sudah ada ‘bendi’ dengan rute ke bulan. dan memungkinkan untuk hidup di bulan. Maka anda akan bisa melihat di Televisi bahwa Rumah makan Sederhana benar sudah berdiri di Bulan.
Demikian melekatnya budaya merantau di antara para pemuda, tidak menutup kemungkinan pemudi minang, Karena memang ada pepatah minang yang mengatakan
karakok madang di hulu
babuah babungo balun
marantau bujang dahulu
di rumah paguno balun
Pepatah ini membawa nilai magis didalamnya sehingga siapapaun pemuda minang yang mulai menginjak akhir usia belasannya maka kan tertantang untuk keluar dari daerah tinggalnya untuk mendapatkan pengalaman hidup yang baru. Baik itu untuk alasan ekonomi maupun melanjutkan pendidikan.
Bila kita memaknai, dalam islam pun dikenal istilah Hijrah yang secara bahasa hampir sama dengan merantau. Keduanya memiliki makna yang sama, Untuk perubahan. Secara Fisik maupun Makna.
merantau bisa berarti pindah dari suatu tempat ke tempat lain
pindah dari satu ‘rumah’ ke ‘rumah’ lain
dan bisa juga pindah dari suatu kebiasaan ke kebiasaan yang lebih baik
merantaulah, secara fisik maupun makna
agar kau tahu mana yang lebih baik dan yang paling baik
Sumber: tourdesumbar.wordpress.com
Ketika Neil Amstrong mendarat di Bulan bersama Apallo 11 38 tahun silam, ia sangat terkejut mendapati orang Minang sudah lebih duluan sampai di sana untuk membuka rumah makan Padang.
Pernyataan Neil Amstrong mengenai orang minang yang mendahului nya untuk melangkahkan kaki di Bulan adalah sebuahAnekdot. Karena budaya merantau yang sangat lekat ini. kemana pun kita pergi kita akan dengan meudahnya menemukan komunitas minang (orang-orang minang). Bahkan apabila memungkinkan sudah ada ‘bendi’ dengan rute ke bulan. dan memungkinkan untuk hidup di bulan. Maka anda akan bisa melihat di Televisi bahwa Rumah makan Sederhana benar sudah berdiri di Bulan.
Demikian melekatnya budaya merantau di antara para pemuda, tidak menutup kemungkinan pemudi minang, Karena memang ada pepatah minang yang mengatakan
karakok madang di hulu
babuah babungo balun
marantau bujang dahulu
di rumah paguno balun
Pepatah ini membawa nilai magis didalamnya sehingga siapapaun pemuda minang yang mulai menginjak akhir usia belasannya maka kan tertantang untuk keluar dari daerah tinggalnya untuk mendapatkan pengalaman hidup yang baru. Baik itu untuk alasan ekonomi maupun melanjutkan pendidikan.
Bila kita memaknai, dalam islam pun dikenal istilah Hijrah yang secara bahasa hampir sama dengan merantau. Keduanya memiliki makna yang sama, Untuk perubahan. Secara Fisik maupun Makna.
merantau bisa berarti pindah dari suatu tempat ke tempat lain
pindah dari satu ‘rumah’ ke ‘rumah’ lain
dan bisa juga pindah dari suatu kebiasaan ke kebiasaan yang lebih baik
merantaulah, secara fisik maupun makna
agar kau tahu mana yang lebih baik dan yang paling baik
Sumber: tourdesumbar.wordpress.com
